Kamis, 25 September 2014

MAPIA PEMEKARAN MEMBAWA MALAPETAKAH...!

PEMEKARAN MEMBAWA MALAPETAKAH...!
Pemekaran provinsi maupun kabupaten saat ini mulai mengema di seluruh pelosok negeri Papua. Pemekaran menjadi isu pertama dipentas otonomi khusu ini. Bukannya saat ini banyak orang berbondong-bondong mulai mengurus pemekaran disana-sini untuk mencari jabatan dan kekuasaan. isu pemekaran ini terjadi oleh beberapa faktor sehingga banyak orang mulai mengurus pemekaran daerah tanpa melihat kebutuhan yang harus dipenuhi dari pemekaran itu sendiri.
faktor pertama, banyak orang menyuarakan untuk pemekaran kabupaten karena ia kalah dalam saingan politik sehingga ia merasa tidak puas. ketidak puasan itu membawanya ke pikiran yang buntut sehingga dia melancarkan isu pemekaran dan memamfaatkan masyarakat yang tidak tau menahu tentang pemekaran. karena baru mendengar istilah kata baru (PEMEKARAN) masyarakat terhasut untuk menyetujui pemekaran. peraktek-peraktek itu selalu dilakukan oleh para haus kekuasaan dan jabatan semata tanpa mempertimbangkan efek buruk yang akan terjadi dikemudian hari.
efek buruk yang akan terjadi dikemudian hari di antaranya Pertengkaran antara geng, terjadi perang suku, atau terjadi penambahan pasukan, pembangunan batalion, koramil dan polres. ketika terjadi penambahan pasukan atau batalion dan polres, maka ruang gerak orang asli papua dapat diintai dengan mudah. disitu akan melahirkan malapetakan bagai pribumi orang asli papua.
selain itu terjadi pembangunan ruko dan pengalihan tanah kepada orang luar atau pendatang yang bermodalkan ratusan juta rupiah. ketika hal itu terjadi, maka terjadi kecemburuan atara pendatang dan pribumi orang asli papua. pergeseran persaingan akan menjadi sengit, perekonomian akan dikuasi oleh para pengusaha dan penguasaha. sedang orang asli papua akan menjadi minoritas di atas negerinya sendiri. sistem perekonomian akan dikontrol oleh kaum pendatang, sedang orang asli papua akan berjualan di atas tanah atau para-para.
satu contoh konkrit seperti yang sudah terjadi di provinsi papua khususnya kota jayapura, banyak masyarakat jayapura sekarang mulai tersingkir ke pingiran danau dan bibir pantai dengan membangun rumah berlabu. hal itu terhadi karena penjualan tanah dimana-mana yang saat ini menjadi kategori tanah kelas satu. setalah tersingkir dan dana yang sudah dipakai untuk penjualal tanah itu habis, para pemilik tanah datang dan memalang mall atau kantor dengan berbagai alasan. disitu akan melahirkan masalah baru dan masalah itu bukan akan berurusan dengan pemeritah namu akan berhubunggan dengan aparat keamanan.
faktor yang kedua karena tidak mendapatkan jabatan dikabupaten induk sehingga para haus kekuasaan itu mulai melancarkan aksi pemekaran dengan mengancam para petinggi negara. saat ini banyak orang asli papua melancarkan ancaman kepada petinggi negera dengan isu politik papua merdeka sehingga dengan mudah mereka mendapat pemekaran kabupaten baru atau provinsi baru.
dengan demikian kita sebagai generasi penerus tanah ini jangan ada lagi yang beriming-iming untuk megurus pemekaran. sebab pemekaran hanya membawa malapetakah bagi ranyat papua dan akan berujung pada pemusnahan etnis Melanesia (Papua). bukanya hanya pemusnaan etnis papua tapi akan tersingkir dari persaingan yang begitu ketat. jika ingin pemekaran kita harus siapkan sumberdaya manusia untuk megisi komposisi dalam struktur birokrasi. jangan setelah terjadi pemekaran baru cari tenanga disana-sini dan datangkan tenagah dari luar papua.
semoga saja tidak terjadi pemekaran di wilaya bagian mapia, sebab mapia masi menyimpan banyak keanekaragaman dalam hal ini hutan, kebudayaan dan berbagai mitos di daerah mapia.
Penulis



Senin, 22 September 2014

Abaimaida wuduwou

burung dalam sangkar--
kicau itu...
Rintih kesedihankah?
ataukah Nyanyian bungah?
;mengalun Anggun
kepada embun
ia terlamun
akankah sejuk menetes di setiap hirukpikuk
;kebebasan itu
kepada Angin
yang sesekali menghampiri dalam sepi
;ia iri
sayap itu beku
kaku
Layu
tertahan di sini
di dalam sangkar kerinduan ini

;Sendiri
Penulis

Abaimaida Pangeran Kesepian

matahari bersinar begitu terik
terbakarlah apa yang sudah menyala
hanguslah apa yang sudah seharusnya tiada
lalu, mengapa kau tetap disini

aku adalah paangeran kesepian
aku mengerti seperti apa itu cinta
tapi aku tak mengerti apapun tentang cinta
aku tak tau untuk apa cinta itu ada
apakah hanya untuk menyakiti

cinta itu adalah kebahagiaan sesaat
bukan,,bukan karena cinta itu hina
cinta itu adalah kepedihan yang tertunda
bukan,, bukan kerena cinta itu kejam
tapi memang seperti itulah cinta

cinta tak seharusnya ditangisi
cinta itu adalah berdiri dengan gagah
menantang langit
berteriak parau
biarkan dunia ini tau
biarkan dunia ini mengerti
bahwa cita itu pedih tanpa air mata
bahwa cinta itu bahagia tanpa tawa
bahwa cinta itu sunyi
sesunyi hati yang tersakiti
sesunyi jiwa yang kelam di telan malam
Penulis


Abaimaida Untuk Sabtu Malam Minggu

Hati ini sudah basah oleh air mata kekalahan
Sebuah kata darimu begitu bosan ku dengarkan
Jenuh aku merasa ketika kau ucapkan perpisahan
Aku tau kau tak mungkin sanggup berpisah dariku
Aku hanya berharap kau bias sabar untuk menunggu
Karena aku sangat percaya kepadamu

Kasih sebelum aku pergi
Izinkanlah aku memelukmu sebelum aku tak dapat lagi merasakan kehangatannya
Berikanlah kebahagiaan itu sebelum semuanya sirna dan tak berbekas
Izinkanlah aku menciummu sebelum aku tak dapat lagi merasakan keindahannya
Berikanlah senyuman termanismu untuk ku jadikan sebagai kenangan bahwa aku akan memiliki senyuman itu lagi suatu saat nanti
Karena aku mencintaimu putri.

Mendung gelap telah berubah menjadi hujan lebat
Langit yang diam telah berteriak lantang dengan kedahsyatan cahayanya
Tetes air hujan sudah membasahi seluruh tubuhku bersama dengan air mata yang mengalir terasa begitu hangat
Tubuhku sudah cukup renta untuk menahan dingin ini
Tetapi kesejukan yang ku inginkan belum juga ada
Hati ini masih sangat merasa resah
Memang hanya kehadiranmu yang bisa membuat semua tangis menjadi tawa
Membuat resah hilang tak berbekas
Merubah pedih menjadi bahagia
Memang hanya kamu dan hanya kamu yang ku mau
 Penulis



Wuduwou Salam Perpisahan

Kini, hatiku tergores kesedihan
Ketika terucap salam perpisahan
Walau air mataku tak berlinang
Bukan berarti suatu kerelaan
Saat-saat langkah terayun
Jarak kita-pun semakin membentang
Akankah semuanya jadi terkenang
Atau hanyut terbawa gelombang
Bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan

Sobat, dalam hatiku ini
Akan tetap membekas suatu kenangan
Kau sungguh baik, supel dan komunikatif
Siapapun mengenalmu pasti akan merindu
Namun untukku, janganlah kau biarkan
Aku terkulai lemas dalam kehampaan
Karena rasa kangenku yang tidak kau harapkan
Penulis

Wuduwou HAL PERPISAHAN INI

Mata yang berkaca-kaca...
Jantung yang berdetak-detuk tak menentu
Pikiran melayang-layang
Itulah terpaan gemuruh rasa dalam hatiku
Yang menemani saat ku tlah terpisah darimu

Waktu ini adalah saat waktu yang menyiksa
Menyiksa dirimu dan diriku
Waktu yang terasa lambat berputar
Berputar tuk berjalan melalui hari demi hari yang kan kita lalui
waktu dimana kita tak bersama-sama lagi

Kini semua hanya tinggal kenangan,
kenangan indah yang tlah kita lalui
Canda-tawa,sedih,kesal,khawatir dan rasa takut terpisahkan
Itulah perasaan yang menggumuli hati kita selama ini dan
rasa takut itu kini tlah menjadi kenyataan.
Aku mengerti kau begitu sakit saat ini
Terpisah dan terpenjara sepi disana
Namun ketahuilah sobat.....
Diri ini jauh lebih sakit merasakan semua ini

Aku bingung dan tak tahu harus bagaimana
Banyak hal yang tak dapat kukatakan dan ku jelaskan
Banyak hal yang tak kau mengerti maksud hati dan semua ini
Maafkanlah... cobalah tuk mengerti dan memahami
ambillah hikmat dari semua ini
Jauhkan rasa dendam dan benci, aku mohon...
Yakin dan percayalah semua ini kan ada hikmat nya

Ketahuilah sobatu,
aku tak akan lupa dan tak akan perrnah bisa
tentang apa yang harus memisahkan kita
Kenanglah sobat......
Penulis

Wuduwou

GURUKU PAHLAWANKU

Andai kata matahari tiada
Dunia akan beku dan bisu
pelangi tiada akan pernah terpancar
kehidupan tiada akan pernah terlaksana
Disaat titik kegalauan menghampiri
Terlihat setitik cahaya yang kami cari
Yang nampak dari sudut-sudut bibirmu
Dan gerak-gerik tubuhmu
Engkau sinari jalan-jalan kami yang buntu
Yang hampir menjerumuskan masa sepan kami
Engkau terangi kami dengan lentera ilmu mu
Yang tiada akan pernah sirna di terpa angin usia

Guru........
Engkau pahlawan yang tak pernah mengharapkan balasan
Disaat kami tak mendengarkan mu
Engkau tak pernah mengeluh dan menyerah
Untuk mendidik kami
Darimu kami mengenal banyak hal
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Engkau membuat hidup kami berarti

Guru......
Tiada kata yang pantas kami ucapkan
Selain terimakasih atas semua jasa-jasa mu
Maafkan kami bila telah membuatmu kecewa
Jasa-jasa mu akan kami semat abadi sepanjang hidup kami
Terimakasih guruku, engkau pahlawan ku.
Penulis



Bomomani

GURU TERHEBATKU

Ku suka ......
tegasmu......
disiplinmu .....
rendah hatimu....
bijaksanamu.....
kemandirianmu....

Entah tak tau mengapa
disaat pertama kali aku mengenalmu....
kau mampu memberikan semua hal tentang dirimu...

Kau lah penyemangat hidupku.....
motivasiku.........
inspirasi ku.......

Terima kasih tuhan kau telah mengenalkanku pada guru terhebat ku ini yang mampu merubah semua tentang diriku........
Penulis


SMP NEGERI 1.DOGIYAI MAPIHA

JASA GURU
































Guru SMP NEGERI 1.DOGIYAI DI BOMOMANI.............
kau pahlawan tanpa tanda jasa
kau mengajar tidak mengharapkan imbalan
walau kringat tlah bercucuran

Guru SMP NEGERI 1.DOGIYAI DI BOMOMANI...........
kalau tiada engkau pasti negara ini tak akan merdeka
semua orang akan hidup tanpa ilmu
guru engkau sangat tegar

Oh guru................
jasa mu tiada tara
semua orang sangat membutuhkan mu
jasamu kan ku kenang sepanjang masa
Penulis

sma negeri 1 dogiyai mapiha

JASAMU JIWAKU

Tetesan keringat jerih upayahmu..
Jemari-jemarinya luluh lantakan meja..
Di ajarkannya berdo’a dan bernyanyi…
Alun-alun semilir indahkan kedamaian cinta..
Menegakkan badan menghargai jasanya…
Menuruti langkahnya jejak pun ada..
Jiwanya memberikan pengorbananya..

Tinta-tinta bocor tumpahkan darahnya..
Lembaran pun tersobek-sobek singgasana..
Suaranya menggemakan dunianya…
Gertakan langkahnya dan detakan jantungnya..

Ku haturkan terima kasih kepadanya…
Wahai guruku SMA NEGERI 1 DOGIAI…jiwaku…
Tanpamu aku tak akan bisa terbang hingga ke langit
Permata indah, indahkan cinta…
Gemerlap dari matamu selalu senyumkan hatiku..

Terima kasih guruku SMA NEGERI 1 DOGIYAI…
Penulis

Sabtu, 20 September 2014

Puisi Abaimaida

BAYANG-BAYANG

indah matamu menghambat laju suaraku
aku seakan terpatri pada dinding beton yang begitu kokoh
sekuat apapun ku berontak, sinar matamu melenyapkan semua tenagaku
wahai sosok tubuh yang begitu indah
apa kau tau begitu menderita diriku saat ini
bayang wajahmu yang begitu indah
seolah membawa tsunami, menghantam hati yang telah lama ditinggal sendiri
letusan api asmara tak dapat ku padamkan
garis cinta itu datang tanpa ku duga
begitu cepat menebas, menorehkan sakit yang begitu dalam
secepat matahari bersembunyi dalam pegunungan di ufuk barat
perjumpaan yang tak pernah lebih dari seperempat siang
memberi makna betapa kau adalah sang bidadari
yang tak mungkin dapat ku elakkan

mungkin di matamu aku adalah makhluk renta yang tak berdaya
karena pandang matamu, bagai tebasan pedang secepat sinar mentari menuju bumi
menghantam semua urat kakiku
membuatku tertunduk di depanmu
bukan tertunduk untuk kau perintah, tapi tertunduk pada eloknya parasmu
wahai bidadari yang menghiasi setiap mimpiku

hanya bayangmu yang tak bisa ku hapus secepat kau pergi bagai tak peduli
tapi aku yakin bila cinta itu tumbuh kau akan mengerti rasa ini hanya untukmu

kau yang telah mengubah cara pandangku
hanya keindahan yang bisa ku lukiskan
untukmu bidadari saat fajarku
matamu...
bibirmu...
hidungmu...
elok tubuhmu...
akan tetap menjadi mimpi indah dalam tidurku
sebagai bunga untuk setiap malam-malamku
wahai bidadari tak bernama
hanya untukmu selembar warna.....
Penulis




Puisi Abaimaida

SEMOGA ASA ITU TAK HILANG

dalam malam yang gelap
ku hanya bisa berharap dan berdo'a
ditemani rembulan di malam ini
begitu sempurna
anggun di antara kumpulan bintang-bintang dan sederet awan putih nan tipis yang mengitarinya perlahan

disini aku masih sendiri
hanya mampu terhenyak dari kayu tempat sandarku
ku toreh pena dalam buku yang kulitnya sudah mulai menguning
sebagai pertanda betapa usangnya
dalam umur yang sudah usang pula
apakah aku hanya bisa terpaku disini
ingin rasa ku akhiri semua petualangan cinta ini
tapi pada siapa hati ini kan berlabuh

dimanakah dermaga cinta suci itu berada
hanya harapan dan do'a yang dapat ku panjatkan pada sang tuhan

diiringi malam yang kian larut
dalam hati yang resah masih terbalut kabut tebal rasa ketakutan
kerinduan akan cinta yang sebenarnya
segenap daya dan usaha yang telah ku kerahkan
seakan menjatuhkanku pada lubang yang ku gali sendiri

semua rasa itu belum dapat ku kendalikan
mungkin dermaga cinta akan tetap tertutup

tertutup untuk sementara atau mungkin untuk sdelamanya
Penulis

Puisi Mapiha

MERINTIS TAK HARUS MENANGIS

kerikil ini memang terlihat kecil
bahkan dinding ini bisa menahan semua langkahku
tapi aku harus tetap bisa berjalan
walau kerikil jalanan bisa melukai kakiku

kenapa harus terhenti karena ada puluhan kerikil dan benetng tebal disana-sini
aku harus tetap berjalan angkuh
tetaplah yakin pada niat yang suci
karena tuhan sedang merencanakan sesuatu yang indah di depan sana
tetap berfikir untuk melewati segala konflik ini

anak elang belajar terbang
sangat susah mengepakkan sayap
kecil dan tak berdaya
usaha mereka tak boleh sia-sia
karena dia yakin sesuatu saat kelak ketika bulu-bulu sayap mereka tumbuh
mereka akan terbang bebas di angkasa
mereka bebas terbang kesana-kemari

mengarungi seluruh jagad raya negeri yang nun jauh disana
Penulis

Puisi Cinta Abaimaida

Cinta
Untuk kalian saya persembahkan puisi-puisi berikut ini. langsung libas yah. 



TAK SECEPAT WAKTU BERLARI

detik jam terdengar begitu parau
jarumnya yang berputar tak terhentikan
tak pernah lelah menemani penatnya kegiatan manusia
hari berganti tak terelakkan
walau waktu yang ditempuh selalu sama
tapi terasa begitu cepat malam menggantikan siang
dan secepat pagi yang menunggu di depan
apalah daya yang bisa ku lakukan
sang waktu berjalan begitu cepat
terlalu kuat untuk ku hentikan

ku lihat detik jam masih berlari
tak mau menungguku yang terjatuh di sebuah belokan kecil disini
sepertinya baru sesaat tadi ku lihat mentari sedang menari di ufuk timur
sekilas ku tengok sudah tertawa di ujung barat

bagaimana hari yang ku lewati terasa berarti
bila aku sendiri tak merasa hari-hari ini berganti
karna sampai kapanpun
aku takkan sanggup mengejar sang waktu yang berlari
Penulis



Puisi Abaimaida

Untuk Sabtu Malam Minggu

Hati ini sudah basah oleh air mata kekalahan
Sebuah kata darimu begitu bosan ku dengarkan
Jenuh aku merasa ketika kau ucapkan perpisahan
Aku tau kau tak mungkin sanggup berpisah dariku
Aku hanya berharap kau bias sabar untuk menunggu
Karena aku sangat percaya kepadamu

Kasih sebelum aku pergi
Izinkanlah aku memelukmu sebelum aku tak dapat lagi merasakan kehangatannya
Berikanlah kebahagiaan itu sebelum semuanya sirna dan tak berbekas
Izinkanlah aku menciummu sebelum aku tak dapat lagi merasakan keindahannya
Berikanlah senyuman termanismu untuk ku jadikan sebagai kenangan bahwa aku akan memiliki senyuman itu lagi suatu saat nanti
Karena aku mencintaimu putri.

Mendung gelap telah berubah menjadi hujan lebat
Langit yang diam telah berteriak lantang dengan kedahsyatan cahayanya
Tetes air hujan sudah membasahi seluruh tubuhku bersama dengan air mata yang mengalir terasa begitu hangat
Tubuhku sudah cukup renta untuk menahan dingin ini
Tetapi kesejukan yang ku inginkan belum juga ada
Hati ini masih sangat merasa resah
Memang hanya kehadiranmu yang bisa membuat semua tangis menjadi tawa
Membuat resah hilang tak berbekas
Merubah pedih menjadi bahagia
Memang hanya kamu dan hanya kamu yang ku mau
Penulis




Abaimaida

Untuk Kampung Halaman
Desaku

Terdiam aku berfikir.
Terpana dalam angan-angan yang membahana.
Menangis aku tak sedih.
Tertawa walau tak lucu.
Aku bingung untuk apa aku pergi.
Meninggalkan desa yang hijau.

Terngiang di telinga masih menyapa.
Ucapan selamat tinggal dari seorang sahabat.
Sahabatku pergi...
Tetanggaku pergi...
Pacarku pun pergi...
lalu untuk apa aku tetap disini?
Dan aku pun pergi.

Kini terdengar desaku menangis.
Bapakku sudah teramat tua untuk pergi ke kebun atau ke sawah.
Ibuku terlalu sibuk mengurus adik adikku yang masih kecil.
Desaku yang sudah renta makin terlihat tua.
Berdosa aku meninggalkan jejak kelabu untuk mereka.

Ternak di kandang kelaparan.
Padi di sawah menangis dan melayu.
Hutanku makin lebat dan hijau.
Aku senang dari kesengsaraan.

Untuk desa yang ku cintai.
Aku ingin kembali.
Tapi aku masih tak tau harus apa aku disana.
Aku disini senang dengan segala kegemerlapan.
Meninggalkan desa yang ketika malam semakin gelap.

Kawan kawan...Ayo kita kembali.
Membangun desa desa kita dapat lebih maju.
Ayo kita buat apa yang ada disini juga ada disana.
Semua ada di pundak kita, Kaum muda.
Penulis