Senin, 03 November 2014

anak piyatu mapiha

Bakti Seorang Cucu
Sesungguhnya kita peduli bagaimana pun rupa dan perlakuan orang tua sepantasnya kita hormati dan kita layani mereka dengan tulus. Seperti apa yang kita lakukan terhadap orang tua kita kemudian hari perlakuan anak-anak kepada kita.
Dikisahkan tidak jauh dari sebuah hutan, seorang nenek tinggal di sebuah rumah bersama anak mantu dan cucu laki-laki. Sang nenek  diusianya yang telah senja  di tambah keadaan fisiknya yang lemah sejak suaminya meninggal dunia,  saat anaknya masih kecil dia seorang diri harus merawat anak dan bekerja keras menghidupi keluarganya, keadaan si nenek yang sakit-sakitan membuat hati anak menantunya  merasa terbebani dan kerepotan harus merawat entah sampai kapan. Anak dan menantunyapun merencanakan bagaimana caranya menyingkirkan dan melepaskan  dari  beban tanggungjawab tersebut.
Pada Suatu hari anak dan menantunya mengajak si nenek berjalan-jalan  dengan alasan menghirup udara segar  di tengah hutan dengan membawah sebua karung. Merasakan adanya kejanggalan, diliputi perasaan penasaran si cucu diam-diam mengikutinya. Sesampainya ditengah hutan, nenek dimasukan kedalam karung dan ditinggalkan begitu saja disana. Sepeninggalan ayah ibunya, dengan sedih si cucu segera membebaskan neneknya dan menyembunyikan  disatu tempat, diapun pulang dengan membawah karung tersebut. 
Setelah kembali ke rumah dan bertemu kedua orang tuanya, dia berkata “ayah, Ibu,  saya menemukan karung ini ditengah hutan”, kedua orang tua menarik nafas legah, mungkin si nenek dimangsah oleh binatang buas sehingga tujuannya menyingkirkan nenek telah berhasil. Kemudian ayahnya bertanya “lalu untuk apa karung seperti ini kamu bawah pulang  anakku?” o…….h akan aku simpan ayah,  suatu hari nanti apabila ayah atau ibu setua nenek dan sakit-sakitan pula,  karung itu akan ku pakai untuk ayah dan ibu sama seperti sekarang ayah memberlakukan nenek,  ayah dan ibunya sangat terkejut dengan jawaban anaknya, merasa malu dan sadar bahwa apa yang telah diperbuat adalah salah dan justru anaknyalah yang mengajarkan kepada mereka untuk belajar  menghargai kasih orang tuah dan arti tanggungjawab sebagai seorang anak .

 Penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar