Semakin generasi muda
Papua mengenal kebudayaan luar, semakin pula tidak mengenal dengan kebudayaan
aslinya sendiri, kebudayaan Papua. Kebudayaan luar telah berada di atas
tanah Papua selama masa penjajahan sampai pada saat ini. Kebudayaan luar boleh
dikatakan kebudayaan modern. Kenyataan ini, tidak bisa di pungkiri atau tidak
bisa dibatasi oleh orang lain.
Kebudayaan luar ini
telah berada di Papua dan pengaruhnya sangat kuat terhadapa generasi Papua.
Contoh, kita bisa melihat dalam keluarga kita. Ada yang tidak mengenal dengan
bahasa aslinya (Adatnya) sendiri. Ada pula yang terpengaruh dengan cara memakai
pakaian budaya luar. Kondisi ini sangat disayangkan sekali dengan kebudayaan
Papua.
Kebudayaan merupakan
suatu kebiasaan yang telah tercantum dalam kehidupan. Dengan demikian,
kebudayaan yang kita miliki telah menjadi kodrat dan telah menjadi darah daging
dalam hidup kita. Oleh karena itu, orang lain tidak bisa mengganggu gugat
dengan begitu saja terhadap budaya kita yakni budaya Papua.
Kebudayaan asli Papua
telah dan mulai hilang satu demi satu. Problemnya ialah mengapa generasi Papua
terlalu cepat mendapatkan pengaruh dari luar khususnya kebudayaan luar. Ada
beberapa faktor. Faktor keluarga, faktor pendidikan di sekolah dan juga
sebagian dari anak-anak sama sekali tidak mau tahu dengan kebudayaannya
sendiri. Mereka lebih lebih utamankan budaya luar. Bahasa misalnya, anak-anak
muda lebih pentingkan Bahasa Indonesia dengan logat “gue dan elo”.
Salah cara untuk
mengatasi hal ini ialah pertama orang tua. Maka, peran orang tua harus
mengajari kebudayaan kepada anak-anak. Jangan orang tua membiarkan anak-anak
begitu saja. Kedua, adalah sekolah di Papua harus memberikan ruang untuk
belajar budaya Papua. Ketiga, anak-anak Papua harus sadar diri bahwa kita
adalah orang Papua dan memunyai budaya sendiri. Salam budaya Papua!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar